Faktabmr.co, Boltim – Event Perayaan Bersih Desa yang diselenggaran setiap tahun oleh Desa Purworejo dan Liberia bersatu di Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ( Boltim ) di tutup secara resmi oleh Bupati Oskar Manoppo.
Acara tahunan Warga Jawa di 7 Desa se- Kecamatan Modayag yang dikemas dalam bentuk Festival dengan nama “ Java Culture Fest “ Volume ke- 4 memberi warna dan nuansa tersendiri di belantika Budaya Tanah Boltim.
Dimana Kegiataan “Java Culture Fest” Volume ke- 4 dikemas begitu Apik yang kemudian disuguhkan dalam bentuk pentas seni dan budaya berupa tarian dan hikayat yang mengisahkan tentang keberadaan Warga Jawa di tanah Boltim.
Ide cemerlang dari anak – anak Negeri yang mengisahkan tentang perjuangan leluhur mereka ratusan tahun yang silam. Hikayat yang diriwayatkan dengan narasi yang begitu apik mengingatkan akan fakta sejarah berabad lamanya.
Kegiatan yang diawali dengan karnaval dari desa Candi Rejo dan kemudian berakhir di lapangan Arjuna desa Purworejo yang diikuti oleh 7 Desa bersama Pemerintah Kecamatan pada puncak acara JCF, Sabtu ( 24/5/2025 ).
Bupati Boltim Oskar Manoppo didampingi Ketua TP PKK Ny Rosita Manoppo – Pobela dan Wakil Bupati Argo V Sumaiku didampingi Sekretaris TP PKK Ny Lucia Sumaiku – Mokogintan tanpak ikut berbaur dengan ribuan warga pada karnaval JCF tersebut.
“ Kehadiran Bupati Boltim Oskar Manoppo dan Wakil Bupati Argo V Sumaiku bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Boltim, menambah meriahnya puncak Java Cultur Fest 2025 “
Dalam sambutannya, Bupati Oskar Manoppo menegaskan pentingnya pelestarian budaya sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Ia mengapresiasi Java Culture Fest sebagai ajang budaya yang bukan hanya meriah, tetapi juga menginspirasi dan merekatkan nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur.
“Tahun ini, Java Culture Fest mengangkat tema ‘Pasar Kangen’ dengan filosofi yang dalam: Tembung Sekecap, Pethuk Mathuk. Ini bukan sekadar kata-kata, melainkan ajaran budaya Jawa tentang pentingnya komunikasi yang menyentuh rasa, serta pertemuan yang harmonis dan penuh makna,” ujar Bupati
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan bahwa Tembung Sekecap mencerminkan satu kalimat yang mampu menjadi jembatan rasa, sementara Pethuk Mathuk menandai pertemuan yang menyatukan hati tanpa sekat sosial maupun batasan lain.
Nilai-nilai seperti gotong royong, kekeluargaan, dan keterhubungan antarwarga menjadi benang merah dari tema ini.“Pasar Kangen bukan sekadar tempat jual beli, tapi ruang pertemuan batin antara masa lalu dan masa kini, antara kenangan dan harapan. Kita merayakan dan merajut kembali jati diri budaya kita,” tambahnya.
Oskar juga menegaskan bahwa budaya bukan hanya warisan masa lampau, melainkan fondasi masa depan. Melalui Java Culture Fest, ia melihat adanya penguatan identitas lokal, tumbuhnya ekonomi kreatif, serta terciptanya ruang dialog lintas generasi.
“Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh panitia, seniman, pelaku budaya, pelaku UMKM, serta masyarakat yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini,” ucap Oskar.
Sebagai penutup, Bupati Boltim Oskar Manoppo yang didampingi oleh Wakil Bupati Argo V Sumaiku mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga dan merawat budaya dengan semangat persatuan. “Ojo udor, ayo podo seng akur, kanggo mbangun Bolaang Mongondow Timur. Bangkit, Men Luweh Makmur,” tutupnya.
Acara Puncak JCF ini turut dihadiri oleh pejabat teras daerah se-Bolaang Mongondow Raya ( BMR ) antara lain Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan Deddy Abdul Hamid, Wakil Ketua DPRD Bolaang Mongondow Utara Saiful Ambarak beserta Anggota, Anggota DPRD Boltim Deysi M Simbala dan Diky Wahyudi Daumpung ,Wakapolres Kota Kotamobagu Kompol Romel Pontoh, dan Sekretaris Daerah Boltim Iksan Pangalima.
Selain itu Nampak hadir perwakilan dari Pengadilan dari Pengadilan Negeri Kota Kotamobagu, Staf Ahli Walikota Kota Kotamobagu, Management Pt. Geotermal, Para Camat, Sangadi ( Kepala Desa ), serta Tokoh Adat dari 7 Desa di Wilayah Purworejo dan Liberia bersatu. ( Drm )