Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari Detik.com, Kasus Corona di China kembali muncul setelah sebulan lebih tak ada kasus baru. Otoritas Kota Wuhan langsung melakukan tes COVID-19 ke warganya guna mencegah gelombang kasus kedua.
Sejak 3 April 2020, tidak ada laporan penambahan kasus Corona di Kota Wuhan. Namun belakangan kasus baru muncul yang dilaporkan pada (10/5) kemarin. Tercatat, ada 14 kasus positif baru di China, di mana satu di antaranya berasal dari Wuham. Hubei.
Setiap distrik akan melakukan pengaturan untuk proses tes bagi seluruh warga. Langkah ini diputuskan lantaran ada enam kasus baru di Wuhan dalam sepekan terakhir. Menurut The Paper, pemberitahuan darurat itu untuk memperkuat pencegahan sekaligus pengendalian epidemi.
Tes Corona secara besar-besaran untuk seluruh warga kota Wuhan akan digelar dalam 10 hari ke depan. Seperti dilaporkan media pemerintah setempat, The Paper dan dilansir CNN, Selasa (12/5/2020), otoritas kota Wuhan mengumumkan rencana tes Corona besar-besaran melalui sebuah ‘pemberitahuan darurat’ pada awal pekan ini.
“Setelah dilakukan penelitian, diputuskan untuk melakukan ‘pertempuran 10 hari’ bagi tes asam nukleat (nucleic acid) untuk semua (kasus) virus Corona baru di Wuhan,” demikian seperti dilaporkan The Paper.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan satu kasus baru yang muncul pada Senin (11/5) waktu setempat, yang merupakan kasus impor. Sejauh ini, total 82.919 kasus virus Corona terkonfirmasi di China daratan. Angka itu terdiri atas 115 pasien yang masih dirawat dan 78.171 pasien yang telah dipulangkan dari rumah sakit usai dinyatakan sembuh dari virus Corona.
Tidak ada tambahan kematian dalam 24 jam terakhir di China daratan, sehingga jumlah korban meninggal di China daratan mencapai 4.633 orang.
Sementara itu, di Beijing para siswa sudah kembali ke sekolah setelah panjang akibat Corona. Proses belajar mengajar belum normal seperti sebelumnya, para siswa di Beijing pun diminta memakai gelang khusus untuk mencegah kemungkinan Corona muncul lagi. Gelang itu bisa memonitor temperatur badan secara langsung atau real time.
Sehingga ada tidaknya gejala demam pada siswa bisa langsung terdeteksi. Dikutip dari South China Morning Post, solusi tersebut tengah diujicoba untuk siswa kelas akhir. Tujuannya untuk mendeteksi jika ada sesuatu yang tidak normal di badan siswa dan langsung dapat mengantisipasinya.
Pemerintah Beijing rencananya akan memperluas implementasi gelang pintar itu dalam waktu dekat. Statistik suhu badan yang dideteksi gelang itu akan diupload ke smartphone melalui bluetooth.
Dengan alat ini, siswa diharapkan tidak begitu mencemaskan kondisi mereka sehingga bisa lebih berkonsentrasi untuk menggelar ujian. Sasaran utamanya memang para siswa tingkat akhir yang akan menentukan nasibnya lulus atau tidak.
(Sumber : Detik.com)