Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari jpnn.com, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, membuka biang keladi pelemahan rupiah terhadap dolar AS, salah satunya banyaknya dana asing keluar, selama masa tanggap darurat virus corona di Indonesia.
Menurut data BI, pada 1-19 Januari 2020, ada aliran modal masuk sebesar Rp 22,9 triliun atau sebelum wabah corona meluas di Indonesia.
Baca Juga : Kekayaan 2 Miliarder Ini Melonjak Ditenga Pandemi Covid-19
Kemudian sejak virus tersebut menginfeksi masyarakat dan jumlah terus meningkat, dana asing mulai banyak yang kabur tembus Rp 171,6 triliun pada periode 20 Januari-1 April 2020.
Sebagian besar modal asing yang keluar itu berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp 157,37 triliun. Kemudian, dari bursa saham sebesar Rp 13,2 triliun. Puncaknya terjadi pada pekan kedua dan ketiga Maret.
“Nah kondisi ini yang mengakibatkan terjadi pelemahan nilai tukar. Semua (mata uang) melemah di dunia,” ungkap Perry dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR, Senin (6/4).
Diketahui, sejak 1 Januari-6 April 2020, rupiah tercatat melemah 18,37 persen.
Sore ini, rupiah masih berada di level Rp 16.413 per dolar AS, menguat tipis. Sebelumnya, pada pembukaan pagi hari berada di angka Rp 16.500 per dolar AS.
Kendati demikian, yakin Perry, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.400-Rp 16.500 per dolar AS.
(Sumber : jpnn.com)