Kesetrum Jebakan Hama Tikus, 6 Warga Meninggal Dunia

Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari Merdeka.com, Hama tikus yang menyerang sawah petani di Sragen memang memprihatinkan. Berbagai upaya dilakukan petani agar mendapatkan hasil panen padi yang maksimal. Satu di antaranya dengan memasang kabel jebakan tikus yang dialiri listrik.

Meskipun efektif, banyak tikus yang tertangkap ataupun mati, jebakan tersebut bukan tanpa rIsiko. Sering kali terjadi ‘senjata makan tuan’. Sejumlah petani lalai hingga terkena setrum jebakan yang dialiri listrik. Sejak awal tahun hingga saat ini tercatat 6 warga tewas kena jebakan.

Kejadian warga meninggal akibat jebakan listrik di areal persawahan terakhir terjadi pada Jumat (8/5) di persawahan areal ring road utara Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota. Korban atas nama Atun Suryani (50) warga Kampung Sine. Korban diduga terpeleset dan tersengat listrik saat hendak mengecek ke sawah garapannya.

Kasubag Humas Polres Sragen AKP Harno menyampaikan korban tengah mengecek sawah sekitar pukul 05.00 WIB. Namun baru diketahui setelah korban tewas di sawah kena kabel jebakan tikus buatannya sendiri.

“Saat tiba di lokasi, kondisi korban sudah meninggal telungkup di sawah. Informasinya memang terkena jebakan tikus,” kata Harno, Jumat (15/5).

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyayangkan kejadian tersebut. Ia menyebut sejak awal tahun ada 5 warga Kabupaten Sragen dan seorang warga kabupaten Ngawi yang menjadi korban sengatan listrik di perawatan.

“Kita harus ambil tindakan tegas, kalau tidak akan ada korban lagi,” ujar Yuni

Yuni mengaku telah jauh hari mengingatkan para petani yang masih memasang jebakan listrik tikus. Namun peringatan tersebut tidak diindahkan.

“Setelah ada korban dan tidak ada tindakan tegas lalu bagaimana? Maka kita kerjasama dengan aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian,” katanya.

Jika setelah peringatan ini masih ada yang memasang dan hingga menimbulkan kematian, Yuni akan menuntut secara pidana. Apalagi pihaknya sudah mengeluarkan larangan terkait jebakan tikus ini.

Yuni mengaku sudah meminta pendapat dinas pertanian terkait penanganan hama tikus. Saat pasca-panen dan tidak ada tanaman nanti akan dilakukan fumigasi pada sarang tikus, pengasapan dengan belerang dan gropyokan.

Pihaknya juga akan menganggarkan pengadaan burung hantu dan pagupon (kandang) yang diletakkan di area persawahan utamanya dekat jalan tol. Hal ini untuk menggantikan perangkap jebakan listrik tikus. Sedangkan jebakan tikus yang sudah terpasang, ia meminta para petani untuk mencabut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari menambahkan, pihaknya tidak merekomendasikan cara pemberantasan tikus dengan jebakan listrik. Ia juga telah mengeluarkan surat edaran terkait hal tersebut.

“Petani memasang jebakan itu alasannya untuk menghemat biaya dan hasilnya bisa membunuh sampai 200 ekor per petak. Saya sudah membuat surat untuk PPL agar sosialisasi pada petani bahwa penggunaan listrik untuk jebakan tikus tidak direkomendasikan,” tandasnya.

Pengendalian hama tikus yang aman dilakukan, dikatakannya, secara mekanis lewat gropyokan dan kimia dengan obat. Ia menyebut, teknik jebakan listrik itu dilakukan tujuh kecamatan. Yakni Kecamatan Sragen Kota, Ngrampal, Tanon, Sukodono Sambungmacan, Plupuh, dan Karangmalang.

 

 

 

(Sumber : Merdeka.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *