Ekspor Pernikanan Indonesia Meningkat Ditenga Pandemi Corona

Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari Merdeka.com, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, optimistis ekspor produk perikanan asal Indonesia bakal tetap berjalan. Sebab, dalam kondisi virus corona, kebutuhan protein ikan yang tetap diburu konsumen.

Menteri Edhy melaporkan ekspor perikanan kuartal I 2020 meningkat 9,82 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Volume ekspor Januari–Maret 2020 mencapai 295,13 ribu ton. Meningkat 10,96 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Nilai ekspor kumulatif hasil perikanan pada triwulan pertama 2020 mencapai USD 1,24 miliar.

“Kebutuhan dunia tetap berjalan, terutama untuk pasar retail,” kata Menteri Edhy di Jakarta, Jumat (17/4).

Peluang ini perlu dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke berbagai negara. Sebab, ada sejumlah produsen produk ikan yang saat ini menetapkan kebijakan lockdown dalam menangani penyebaran virus corona. Meski begitu, Menteri Edhy menyebut memang terjadi penurunan permintaan produk ikan untuk hotel dan restoran.

Saat ini, Amerika Serikat menempati urutan pertama dari lima negara tujuan utama ekspor selama Januari–Maret 2020. Nilai ekspor ke negeri Paman Sam itu mencapai USD 508,67 juta atau 40,97 persen. Di peringkat kedua, Tiongkok dengan nilai USD 173,22 juta atau 13,95 persen.

Ketiga ada negara-negara di ASEAN dengan nilai USD162,29 juta atau 13,07 persen. Keempat, Jepang dengan nilai USD 143,82 juta atau 11,59 persen. Kelima Eropa dengan nilai USD 82,05 juta atau 6,61 persen.

Dari sisi komoditas, udang mendominasi ekspor ke negara-negara tersebut dengan nilai mencapai USD 466,24 juta atau 37,56 persen. Disusul tuna-tongkol-cakalang (TTC) dengan nilai USD 176,63 juta 14,23 persen.

Kemudian cumi-sotong-gurita dengan nilai USD131,94 juta atau 10,63 persen. Selanjutnya, rajungan-kepiting dengan nilai USD 105,32 Juta atau 8,48 persen dan rumput laut dengan nilai USD 53,75 Juta atau 4,33 persen.

Menteri Edhy mengatakan KKP berupaya untuk memberikan kemudahan logistik. Kelancaran logistik ini sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku Unit Pengolahan Ikan (UPI) dengan tujuan ekspor.

Bahkan, KKP telah mengirim surat permohonan kepada gugus tugas percepatan penanganan Covid-19. Pihaknya meminta agar pemerintah memberikan jaminan akses keluar dan masuk distribusi input produksi perikanan dan logistik ikan ke berbagai wilayah.

Beberapa kebijakan KKP untuk mendorong ekspor terus diluncurkan. Di antaranya menggenjot produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pemberian bantuan benih, bibit, induk, pakan. Kemudian revitalisasi tambak, sarana rantai dingin dan bakti nelayan kepada pelaku usaha perikanan terdampak Covid-19.

Tak hanya itu, Menteri Edhy telah mengusulkan pemberian stimulus kepada sejumlah kementerian/lembaga terkait tugas dan kewenangannya. Stimulus tersebut di antaranya pemanfaatan program Sistem Resi Gudang, pembelian produk perikanan oleh BUMN.

Lalu untuk penurunan tarif kargo udara dan penambahan jumlah layanan kargo, penurunan bea masuk tin plate dan kaleng jadi. Serta pasta tomat dan tepung pengental saus sebagai bahan baku industri pengalengan ikan.

 

 

(Sumber : Merdeka.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *