BI Pastikan Menstabilkan Pasar Keuangan agar Investor Tidak Kabur

Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari cnbcindonesia.com, Bank Indonesia (BI) memastikan akan selalu berada di pasar untuk menstabilkan pasar keuangan terutama nilai tukar rupiah. Beberapa kebijakan akan terus dilakukan BI agar investor tidak terlalu panik dan melepas asetnya di Tanah Air.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan investor asing. Dari itulah ia menilai bahwa investor tidak punya pilihan lain selain menjual asetnya baik saham maupun SBN (surat berharga negara) dan menukarnya dengan tunai dalam bentuk dolar.

Oleh karenanya, kebijakan dari sisi moneter dan fiskal yang ditempuh banyak negara dinilai mengurangi kepanikan di pasar keuangan global. Di domestik, BI sendiri telah melakukan kebijakan moneter agar kepanikan investor asing mereda.

“Seluruh dunia panik. Oleh karena itu, dengan langkah-langkah bank sentral melonggarkan likuiditas dan turunkan suku bunga, makanya sekarang kepanikan pasar keuangan global mereda,” tegas Perry dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Kamis (26/3/2020).
Namun, ia menekankan, meski kepanikan mereda tapi masih harus terus diwaspadai. Apalagi virus corona atau COVID-19 adalah pandemik yang sangat cepat penyebarannya.

“Saya tidak bilang berakhir, tapi memang mereda sejak 2 minggu terakhir,” kata dia.

Ia pun menekankan, bahwa BI juga akan terus melanjutkan stabilisasi nilai tukar melalui triple intervention. Intervensi baik melalui pasar spot, pembelian SBN di pasar sekunder hingga DNDF (Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

Perry pun meyakini, jika kepanikan terus mereda maka aset Indonesia akan kembali diburu oleh asing. Apalagi BI, pemerintah serta otoritas terkait berhasil membuat kebijakan yang memberikan confident kepada investor.

“Nah kelihatan pada hari ini, kami lihat beberapa investor mulai membeli aset keuangan baik saham maupun SBN, meski nggak besar. Jadi ini menunjukkan begitu kepanikan berakhir dan bagaimana kita kelola ekonomi kita,” jelasnya.

BI menegaskan teleconference dengan investor terus akan dilakukan guna memberikan informasi yang tepat bagi investor terhadap kondisi terkini penanganan corona di Indonesia dan antisipasi para pemangku kepentingan (stakeholders).

“Sejak pekan lalu, kami sudah teleconference dengan investor dan dengan Kemenkeu, termasuk Wamenkeu, lakukan teleconference, dan saya juga lakukan. Dan nanti sore juga [teleconference]. Nanti juga akan diikuti banyak investor,” tegas Perry.

Hasil dari teleconference itu ialah investor asing memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah dan BI.

“Kami kasih confidence ke mereka, mereka juga confidence terhadap kondisi ekonomi RI baik, dan mereka [investor] tentu saja tidak bisa disalahkan dengan persepsi merek, gak bisa disalahkan karena ini [dilakukan juga oleh] pelaku [usaha] di dunia, investor panik. Makanya fenomena [dana asing] keluar terjadi tidak hanya di RI,” kata Perry lagi.

“Nah kelihatan pada hari ini kami lihat beberapa investor mulai beli aset keuangan baik saham, SBN, meski gak besar. Ini menunjukkan begitu kepanikan berakhir dan bagaimana kita kelola ekonomi.”

Lebih lanjut, Perry mengakui cadangan devisa (cadev) pasti akan turun karena terpakai untuk intervensi nilai tukar rupiah. Namun MH Thamrin menegaskan cadangan devisa tetap kuat.

“Kami pastikan jumlah cadangan devisa yang kami miliki lebih dari cukup. Dengan tekanan nilai tukar yang cukup besar tentu ada penurunan. Kami memastikan jumlah cadangan devisa lebih dari cukup untuk bagaimana mendukung upaya stabilisasi nilai tukar rupiah,” tegas Perry.

Per akhir Februari 2020, cadangan devisa tercatat US$ 130,44 miliar. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 131,7 miliar.

 

 

 

(Sumber : cnbcindonesia.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *