Batok Kelapa Jadi Bahan Bernilai Ekonomis

Kotamobagu, FaktaBMR.com – I Made Mangku warga Desa Moyag Tampoan, Kecamatan Kotamobagu Timur, menyulap limbah batok kelapa menjadi bahan yang bernilai ekonomis.

Tempurung kelapa dijadikannya berbagai jenis kerajinan, diantaranya hiasan di dalam rumah, ceret, asbak, gelas dan aneka kerajinan lainnya.

“Untuk bahan bakunya saya tidak susah mendapatkannya, karena hanya diambil disekitar rumah. Cuma yang memotivasi saya ini, ingin mengubah nilai tempurung atau batok kelapa menjadi nilai yang lebih ekonomis ketika dibuat kerajinan seperti ceret, asbak, gelas dan lainnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kerajinan tersebut ia dapat berkat Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja yang melibatkan dirinya dalam pelatihan pengolahan batok kelapa dan turunannya untuk menjadi bahan kerajinan.

“Mudah-mudahan kedepannya itu bisa mengajak teman-teman yang ada di Moyag Tampoan maupun di Kotamobagu untuk membuat kerajinan seperti ini agar dapat menciptakan lapangan kerja,” jelasnya.

Lanjutnya, saat ini sudah ada beberapa pejabat yang memesan produk bahan kerajinannya itu. “Yang memesan sudah ada baik dari kalangan pejabat dan pengusaha warung kopi. Kalau harganya sekitar Rp1.600.000 untuk empat set. Dan untuk satu set harganya Rp400.000. Dalam satu set terdiri dari ceret, enam cangkir dan satu asbak,” sebutnya.

Dalam mengumpul bahan baku, I Made tidak hanya sendiri. Ia dibantu satu orang pekerja untuk mengumpul bahan baku atau limbah batok kelapa. “Saya dibantu satu orang untuk mengumpulkan bahan baku seperti tempurung ukuran kecil maupun tempurung besar,” tuturnya.

Untuk memproduksi bahan kerajinan tempurung tersebut, dirinya masih melakukan sendiri dengan menggunakan alat tradisional yang dibuatnya. “Alat yang saya pakai masih terbatas. Harapan saya kepada pemerintah kiranya ada kepedulian untuk membantu dalam pengembangan usaha kerajinan ini,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *