Kotamobagu, FaktaBMR.com – Roti Wulandari buatan Yeti Mokoginta, Warga Desa Bilalang I, Kecamatan Kotamobagu Utara, terus mendapatkan pesanan, baik konsumsi oleh perorangan maupun warung dan toko untuk kembali dijual.
Menurut Yeti, kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi di Kotamobagu tidak terlalu mengganggu minat pembeli Roti Wulandari.
“Untuk membuat roti ini saya tidak mengurangi bahannya. Saya setiap hari tetap membuat lima sampai tujuh kilo dalam sehari. Itu pun kalau saya buat dari pagi, sore harinya sudah habis,” ungkap Yeti.
Yeti menambahkan, banyak orang yang memiliki toko dan warung yang menjual kembali Roti Wulandari ini. Jika diambil dalam jumlah besar, maka akan ada potongan harga yang diberikan.
“Misalnya dalam satu lusin itu kan isinya 12 buah. Nah, harga satu lusinnya saya berikan seharga Rp10 ribu. Nanti kalau dijual kembali ada untung sekitar dua ribuan kalau per rotinya dijual dengan harga seribu,” jelas Yeti.
Baca Juga : Pemkot Kotamobagu Dorong Desa dan BUMDes Untuk Berinovasi
Dari penghasilan membuat roti ini, Yeti mengaku bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memutar kembali uang untuk keberlangsungan usaha rotinya tersebut.
“Alhamdulillah, bisa ada pendapatan sekitar empat ratus hingga lima ratus ribuan per harinya dari membuat roti ini. Sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga modal untuk membuat roti kembali,” pungkas Yeti.
Ada pun untuk lokasi penjualan Roti Wulandari ini terletak di depan Gedung Bontean Desa Bilalang I, Kecamatan Kotamobagu Utara. Ada berbagai jenis varian rasa mulai dari Coklat, Keju Coklat, Keju, Mocca dan Selai Nanas.
Salah satu pembeli, Juhari, mengaku roti wulandari ini sangat nikmat dan memiliki tekstur yang lembut bila dimakan.
“Terus terang ini pertama kali saya membeli, dan begitu saya coba roti ini langsung disini rasanya benar-benar enak, lembut, apalagi dimakan sambil minum kopi, rekommended lah,” ungkapnya.