Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari cnnindonesia.com, Pihak otoritas Amerika Serikat (AS) dan Presiden AS Donald Trump setuju untuk memberikan obat uji coba bagi pasien virus corona dalam kondisi darurat.
Remdesivir sebagai obat antivirus yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola telah menunjukkan kemajuan untuk mendongkrak angka kesembuhan pasien Covid-19.
“Saat ini merupakan saat yang sangat menjanjikan,” ucap Presiden AS Donald Trump pada Jumat (1/5) di Gedung Putih seperti dikutip AFP.
Persetujuan tersebut dihasilkan seiring dengan desakan warga kepada pemerintah AS untuk melonggarkan ketentuan tinggal dirumah. Sebab, mereka mulai jenuh dengan kebijakan itu.
Persetujuan ini diberikan seiring dengan pelonggaran lockdown yang makin banyak dilakukan berbagai negara bagian AS. Pelonggaran tetap dilakukan meski lonjakan kasus kematian masih terus terjadi di negara itu.
Saat ini, AS termasuk negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi di dunia. Di negara itu, jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 1,1 juta orang dan hampir 65 ribu kasus kematian.
Persetujuan tersebut merupakan langkah terbaru dari dorongan dunia untuk segera menemukan obat dan vaksin dari virus corona. Pandemi ini telah membatasi pergerakan umat manusia, menghancurkan perekonomian dunia, dan menginfeksi lebih dari 3,3 juta orang.
Di sisi lain, Trump menginginkan perubahan drastis seiring dengan bertambahnya angka pengangguran yang mencapai puluhan juta orang.
“Mudah-mudahan kami dapat menekan angka kematian di bawah 100 ribu jiwa,” ucap Trump setelah menyebut bahwa dalam waktu dekat angka kematian di AS dapat mendapai 60 ribu hingga 70 ribu jiwa.
Negara bagian Texas menurunkan kewaspadaan akan pembatasan sosial meski demonstrasi anti-lockdown dilakukan di beberapa negara bagian. Termasuk California yang kembali menutup pantai demi menghindari massa yang sempat memenuhi pantai pada minggu lalu.
Di pantai Huntington, sekitar 55 kilometer (Km) selatan dari kota Los Angeles, beberapa ribu orang bersatu dan mengecam keputusan Gubernur California Gavin Newsom tersebut
(Sumber : cnnindonesia.com)