Peretas Serang Pemerintah China Cari Data Covid – 19

Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir Dari Tempo.co Perusahaan keamanan siber Amerika Serikat FireEye melaporkan bahwa ada peretas atau hacker yang didukung pemerintah Vietnam berusaha menyerang lembaga penanganan virus corona di Beijing, Cina. Aktivitas kelompok hacker yang dijuluki APT32 itu mencerminkan upaya yang didukung negara untuk mencari informasi COVID-19 dan cara pemberantasannya.

Manajer senior untuk analisis di unit intelijen ancaman Mandiant FireEye, Ben Read menerangkan serangan-serangan itu berbicara tentang virus yang menjadi prioritas intelijen. “Setiap orang melempar semua yang mereka miliki, dan APT32 adalah apa yang dimiliki Vietnam,” kata Read, seperti dikutip Reuters, Rabu, 21 April 2020.

Menurut FireEye, APT32 juga telah mencoba untuk meretas akun email pribadi dan profesional staf di Kementerian Manajemen Darurat Cina dan pemerintah Wuhan–pusat pandemi virus corona global di Cina.

Namun, Pemerintah Vietnam tidak menanggapi permintaan komentar. Pesan yang dikirim ke alamat email yang digunakan oleh peretas pun tidak dijawab.

Vietnam dengan cepat bereaksi terhadap laporan pertama tentang virus corona baru, menutup perbatasannya dengan negara tetangganya, Cina, dan menerapkan program agresif pelacakan kontak. Selain itu melakukan tindakan karantina yang menjaga kasus infeksi di negara itu agar tetap di bawah 300 kasus.

Adam Segal, pakar keamanan siber di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, mengatakan kegiatan peretasan itu mengindikasikan Hanoi juga mengambil tindakan cepat di dunia maya. Upaya peretasan paling awal yang diidentifikasi FireEye mendahului infeksi internasional pertama yang diketahui dalam seminggu.

“Secara harfiah, serangan ini menunjukkan ketidakpercayaan tentang pengumuman pemerintah Cina dan perasaan bahwa ketika Cina bersin, tetangganya yang terkena flu,” kata Segal.

FireEye mengatakan APT32 menargetkan sekelompok kecil orang dengan email yang menyertakan tautan pelacakan untuk memberi tahu para peretas ketika dibuka. Para penyerang kemudian berencana mengirim email lebih lanjut dengan lampiran berbahaya yang mengandung virus METALJACK yang bisa memberi mereka akses ilegal ke komputer korban.

Peneliti di ESET, perusahaan keamanan perangkat lunak yang berbasis di Slovakia,
Marc-Etienne Leveille, mengatakan APT32 menggunakan malware yang sama dalam beberapa bulan terakhir. Tujuannya menargetkan pemerintah dan organisasi komersial lainnya di Asia Timur, serta aktivis politik dan pembangkang di Vietnam.

Menurut direktur analisis senior di Mandiant John Hultquist, masih belum jelas apakah upaya intrusi di Cina itu berhasil. Namun, serangan itu menunjukkan bahwa peretas mulai dari penjahat dunia maya hingga mata-mata yang didukung negara dengan cepat mengatur kembali operasi mereka dalam menanggapi virus corona.

“Inilah tepatnya yang kita perkirakan. Krisis berkembang dan ada kekurangan informasi, jadi pengumpul intelijen dikerahkan,” tutur Hultquist, sambil menambahkan, “krisis ini sangat menarik bagi setiap negara di dunia sehingga melampaui kebutuhan intelijen yang biasanya terkait dengan konflik bersenjata. Ini benar-benar eksistensial. ”

 

 

 

(Sumber : Tempo.co)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *