Warga Afrika Didiskriminasi China Karena Corona

nasional353 views

Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari Detik.com, Warga negara Afrika mengaku telah mendapat perlakuan tak baik di China. Mereka diusir bahkan tak diizinkan mengunjungi hotel dan restoran.

Seperti dilansir Aljazeera, Selasa (14/4/2020) perlakuan tak baik yang dilakukan warga China terhadap orang Afrika mengundang duta besar Afrika di China menuliskan surat kepada Menteri Luar Negeri China. Perlakuan yang mereka sebut diskriminasi ini menciptakan kesan khawatir bahwa virus Corona dibawa oleh warga Afrika.

Surat yang dikirim menyoroti sejumlah insiden yang dilaporkan. Termasuk orang Afrika yang dikeluarkan dari hotel di tengah malam, penyitaan paspor, ancaman pencabutan visa, serta penangkapan atau deportasi visa.

Selain pesan yang dikirimkan oleh duta besar Afrika di China, beberapa negara Afrika juga menuntut perlakuan orang-orang China kepada warga Afrika, khususnya di kota Guangzhou selatan. Mereka mengaku dianiaya dan dilecehkan.

Beberapa hari terakhir, orang-orang Afrika di Guangzhou melaporkan bahwa mereka telah diusir oleh tuan tanah mereka. Selain itu, mereka juga dites virus Corona beberapa kali namun tak diberikan hasilnya. Mereka mengaku dijauhi dan didiskriminasi di depan umum.

Beijing membantah ada nya diskriminasi. Mereka mengaku khawatir dengan orang-orang pendatang akhirnya meningkatkan pengawasan kepada orang asing di negara itu dan memperketat kontrol pembatasan.

“Ada peningkatan pengawasan terhadap warga negara asing, tetapi mereka menargetkan komunitas Afrika dan Afrika-Amerika. Sejak Kamis lalu, kami melihat 114 kasus baru infeksi virus corona yang dilaporkan di Guangzhou dan 16 diantaranya adalah orang Afrika,” kata Sarah Clarke dari Aljazeera melaporkan dari Hong Kong.

Kekhawatiran penduduk China mungkin beralasan karena pada kasus sebelumnya, banyak kasus corona yang berasal dari warga Afrika.Warga Afrika pun melaporkan perlakuan yang mereka dapatkan lewat media sosial.

“Kami telah melihat sejumlah laporan dari media sosial dari anggota komunitas Afrika di Guangzhou yang membuat pengaduan penganiayaan, penangkapan, penggusuran dan penolakan akses ke restoran dan hotel. Beberapa siswa bahkan mengaku tinggal di jalanan,” kata Sarah.

Pejabat urusan luar negeri, Liu Baochun mengatakan dalam konferensi pers di hari Minggu bahwa Guangzhou memberlakukan tindakan anti-virus kepada siapapun yang memasuki kota dari perbatasan nasional, tanpa memandang kebangsaan, ras atau jenis kelamin.

Kedutaan besar China di Zimbabwe juga menolak tuduhan bahwa orang-orang Afrika sengaja menjadi sasaran.

“Tiongkok memperlakukan semua individu di negara ini baik orang China maupun orang asing secara setara,” ungkapnya.

Ahmed Idris dari Aljazeera yang melaporkan dari ibukota Nigeria mengungkapkan ada kemarahan dan ketidakpercayaan di antara pejabat Afrika. Secara pribadi, dia juga mengungkapkan ada kekhawatiran bahwa insiden ini juga dapat berdampak pada komunitas China yang tinggal di Afrika.

“Ada juga ketakutan di antara pemerintah Afrika tentang reaksi balik terhadap pekerja China yang bekerja di benua Afrika karena insiden yang terjadi Guangzhou dan bagian China lainnya,” kata Idris.

 

 

 

(Sumber : Detik.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *