Nasional, FaktaBMR.com – Dilansir dari Kompas.com, Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah. Hingga saat ini, Minggu (8/3/2020), tercatat ada 32 warga NTT yang meninggal akibat DBD. Sementara itu, terdapat 2.697 warga yang sedang dirawat akibat demam berdarah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun mengatakan, ribuan warga yang menderita DBD itu tersebar di 20 kabupaten dan satu kota.
“Di NTT, hanya Kabupaten Sumba Tengah yang bebas DBD,” ujar Erlina kepada Kompas.com, Minggu.
Jumlah penderita DBD yang tertinggi berada di Kabupaten Sikka, yakni sebanyak 1.145 jiwa, dengan korban meninggal sebanyak 13 orang.
Berikut rincian jumlah penderita DBD di NTT :
Kota Kupang sebanyak 5 orang meninggal dan 425 lainnya dirawat.
Kabupaten Alor 3 orang meninggal dan 246 orang dirawat.
Kabupaten Lembata terdapat 2 orang meninggal dan 175 orang dirawat.
Kabupaten Kupang 2 orang meninggal 53 orang dirawat.
Kabupaten Timor Tengah Utara 2 meninggal dan 40 orang dirawat.
Kabupaten Belu 1 meninggal dan 184 orang dirawat.
Kabupaten Flores Timur 1 meninggal dan 91 orang dirawat.
Kabupaten Rote Ndao 1 meninggal dan 21 orang dirawat.
Kabupaten Manggarai 1 meninggal dan 20 orang dirawat.
Kabupaten Manggarai Timur 1 meninggal dan 6 orang dirawat.
Kabupaten Manggarai Barat 70 orang dirawat.
Kabupaten Ende 38 orang dirawat.
Kabupaten Timor Tengah Selatan 42 orang dirawat.
Kabupaten Sabu Raijua 32 orang dirawat.
Kabupaten Nagekeo 23 orang dirawat.
Kabupaten Sumba Barat Daya 26 orang dirawat.
Kabupaten Malaka 22 orang dirawat.
Kabupaten Ngada 11 orang dirawat.
Kabupaten Sumba Timur 8 orang dirawat.
Kabupaten Sumba Barat 4 orang dirawat.
Penderita DBD tersebut lanjut Erlina, didata mulai dari 1 Januari 2020 hingga 7 Maret 2020.
Menurut Erlina, pihaknya sudah membentuk tim untuk turun dan menyebar ke sejumlah wilayah yang paling banyak ditemukan penderita DBD.
Erlina menyebut, penanganan untuk Kabupaten Sikka lebih intens dan lebih terintegrasi, karena jumlah penderitanya paling banyak di NTT. “Kami sudah kirim dua tim dari provinsi.
Tim dari pusat juga sudah dikirim ke Kabupaten Sikka,” kata Erlina. Selain itu, 10 orang dokter dikirim ke Kabupaten Sikka, untuk menambah jumlah tenaga medis. “Kami tentu akan terus berkoordinasi dengan kabupaten dan kota di NTT, terutama terkait penanganannya,” kata Erlina.
(Sumber : Kompas.com)