Kotamobagu, FaktaBMR.com – Angka stunting atau gangguan pertumbuhan akibat kurangnya asupan gizi pada balita di Kota Kotamobagu terbilang cukup tinggi.
Berdasarkan data terakhir yang ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu, angka stunting di Kotamobagu pada tahun 2018 lalu menyentuh angka 30,7 persen. Untuk itulah Dinkes setempat hingga kini terus berupaya menekan angka tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kotamobagu, Apek Daeng mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya dengan melakukan sosialisasi kepada Kepala puskesmas, petugas PKM (bidan, petugas gizi) , kader, Kades, lurah hingga masyarakat terkait pencegahan.
“Termasuk kita menekankan Ibu Hamil pentingnya pemberian asupan Asi eklusif terhadap anak,” ujar Apek, Rabu (13/05/2019).
Dikatakan Apek penyebab Stunting ini dikarenakan faktor lingkungan dan perilaku sadar bersih pada ibu hamil, “juga kondisi lingkungan yang tidak bersih, sehingga menimbukan penyakit yang menyebabkan gizi ibu hamil menjadi tidak baik dan berpengaruh kepada bayi yang dikandungnya, selain itu penyediaan air bersih dan jamban keluarga.” terangnya.
Apek berharap melalui sosialisasi yang digalakan oleh pihaknya agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat luas bisa di Implementasikan di lapangan.
”Sehingga angka stunting pada balita di wilayah Kotamobagu bisa turun atau dapat dicegah, dengan begitu generasi yang akan datang bisa lebih produktif, cerdas, sehat dan status gizi lebih baik,” pungkasnya.
(Ainur Rofik)