Jakarta, FaktaBMR.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Kantor Staf Presiden (KSP) meluncurkan platform Jurnalismedata.id. Platform ini menjadi ruang belajar bagi publik, khusunya kalangan jurnalis dalam membuat karya jurnalistik yang berlandaskan data.
Kehadiran jurnalismedata.id merupakan hal tak terhindarkan di tengah era digital. Saat ini, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 175 juta. Sementara itu, konten yang tersebar di internet terus meningkat dan tidak sedikit yang merupakan hoax atau tergolong disinformasi.
Ketua Umum AJI Indonesia, Abdul Manan mengatakan jurnalis memiliki peran melawan hoax serta memproduksi karya jurnalistik berkualitas.
“Jurnalisme data adalah tools yang ampuh untuk melawan hoaks dan disinformasi,” katanya saat membuka launching e-Learning Platform Jurnalismedata.id, Senin (4/ 1) di Jakarta. “Cara melawan informasi palsu dengan jurnalisme data,” katanya menambahkan.
Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia saat sesi diskusi mengatakan mengatakan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai keterbukaan informasi publik, memandatkan pemerintah terbuka dalam data dan informasi. “Publik harus bisa mengakses dan mendapatkan data pemerintah,” katanya.
Ia juga menambahkan saat ini, pemerintah menginisiasi inisiatif Satu Data Indonesia. Melalui Satu Data Indonesia, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas dan keterbukaan data. Data yang terbuka, dapat diakses melalui data.go.id, dan publik dapat memanfaatkannya untuk turut serta mengawal pembangunan. “Untuk itu, jurnalis perlu terlibat dalam pemanfaatan data terbuka dengan menghasilkan karya berbasis data,” kata Yanuar.
Salah satunya dengan memanfaatkan Satu Data Indonesia agar karya jurnalistik dapat menjadi rujukan untuk pengambilan kebijakan berlandaskan karena berdasarkan data yang akurat. “Selain untuk kebijakan, data yang sifatnya publik harus dapat dengan mudah diakses masyarakat. Ini merupakan upaya kita bersama untuk mencerdaskan publik menggunakan data” katanya.
Sejak 2016, Kantor Staf Presiden bersama AJI dan beberapa mitra lain mempromosikan Jurnalisme data di Indonesia. Waktu itu kami membuat pelatihan dan kompetisi nasional _Indonesia Data Driven Journalism_ yang diselenggarakan setiap tahunnya. “Saat ini, dengan kemajuan teknologi, pelatihan dan kompetisinya dapat kita selenggarakan secara online dan bisa melibatkan lebih banyak peserta, melalui jurnalismedata.id,” kata Robertus Theodore, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden menambahkan.
Harapannya, dalam waktu dekat jurnalisme data juga bisa menyasar generasi muda, seperti pers mahasiswa dan jurusan-juruan komunikasi/jurnalistik di perguruan tinggi untuk berkolaborasi menyelenggarakan pelatihan jurnalisme data.
Sekjen Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wahyu Dhyatmika menyambut baik kemunculan platform Jurnalismedata.id. Menurutnya, melalui platform ini, kemampuan jurnalis untuk mengumpulkan data, mengolah, memvisualisasikan dan menceritakan data akan tersebar secara merata. “Karya jurnalistiknya tetap akurat dan mewakili realitas. Ini kenapa situs ini ada supaya kemampuan itu merata di seluruh jurnalis,” katanya.
Pembelajaran jurnalisme data di Jurnalismedata.id tak terikat ruang dan waktu. Selain jurnalis, seluruh lapisan masyarakat bisa belajar tentang jurnalisme data secara gratis melalui situs ini. Para peserta cukup membuat akun untuk memulai proses belajar secara online. Pembelajaran akan didukung dengan video tutorial sehingga memudahkan masyarakat mengikuti modul pembelajaran.
Tak hanya itu, Jurnalismedata.id juga memiliki halaman lainnya yang tak kalah menarik. Seperti katalog lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang menyediakan data terbuka, rekomendasi aplikasi yang bisa digunakan untuk jurnalisme data, hingga halaman seminar online (Webinar) dengan narasumber professional.
“Ketika pemerintah sudah melakukan open data. Data masih terserak. Kita permudah dengan jurnalismedata.id,” kata Sekjen AJI Indonesia, Revolusi Riza.
E-learning platform ini dikembangkan dengan dukungan USAID CEGAH untuk mendorong publik dan jurnalis belajar secara mandiri jurnalisme data sesuai dengan waktu yang dimiliki. Jurnalis dapat mengikuti tatap muka dengan mentor-mentor dalam sesi webinar terjadwal.
Platform ini dapat diikuti publik dan kalangan jurnalis di mana saja selama memiliki jaringan internet. Ke depan diharapkan dapat menjadi ruang pertemuan antara penyedia dan pemanfaatan data yaitu termasuk jurnalis dan publik. (*)
1 komentar